Dinamika Sosial Anak Milenial dalam Lingkungan Pesantren: Antara Tradisi dan Modernitas
Keywords:
Santri Milenial, Dinamika Sosial, Pesantren, Tradisi, ModernitasAbstract
Pesantren yang selama ini dikenal sebagai bentuk pendidikan Islam tradisional di Indonesia, saat ini mengalami fenomena menarik dengan masuknya generasi milenial. Penelitian ini lahir dari ketegangan menarik antara nilai-nilai klasik pesantren seperti kepatuhan mutlak pada kyai, hidup sederhana, dan pembatasan akses keluar, dengan gaya hidup kekinian santri milenial yang lekat dengan ekspresi diri, kebebasan berpendapat, dan kehidupan digital. Studi ini bertujuan mengupas bentuk-bentuk dinamika sosial yang hidup di kalangan santri milenial serta taktik yang mereka gunakan dalam merajut identitas di tengah tarik-menarik dua kutub budaya. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan (Januari – Juni 2025). Temuan mengungkap tiga arena dinamika utama: praktik penggunaan media sosial yang dilakukan secara sembunyi atau dalam batas toleransi, negosiasi busana antara aturan pesantren dan gaya personal, serta perubahan pola komunikasi dengan kyai yang mulai bergeser dari model satu arah menjadi lebih dua arah. Santri milenial menunjukkan kecerdikan dalam melakukan hibriditas budaya, di mana mereka berhasil mempertahankan nilai-nilai inti pesantren sambil mengadopsi elemen-elemen modern yang dipandang tidak bertentangan. Kesimpulannya, pesantren ternyata bukan ruang beku yang menolak perubahan. Lembaga ini justru menunjukkan kelenturannya melalui proses negosiasi harian dengan santri milenial. Dinamika yang terjadi lebih merupakan dialektika kreatif yang pada akhirnya memperbarui wajah tradisi pesantren sekaligus mematangkan pemahaman modernitas para santri.
